gamisaljamilah.com

Minggu, 02 September 2012

tokoh-tokoh syiah

Tokoh-tokoh Syi’ah

1  Nashr bin Muzahim

2  Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy’ari

3  Ahmad bin Abi Abdillah Al-Barqi

4  Ibrahim bin Hilal Ats-Tsaqafi

5  Muhammad bin Hasan bin Furukh Ash-Shaffar

6  Muhammad bin Mas’ud Al-‘Ayasyi As-Samarqandi

7  Ali bin Babawaeh Al-Qomi

8  Syaikhul Masyayikh, Muhammad Al-Kulaini

9  Ibnu ‘Aqil Al-‘Ummani

10  Muhammad bin Hamam Al-Iskafi

11  Muhammad bin Umar Al-Kasyi

12  Ibn Qawlawaeh Al-Qomi

13  Abu Ghalib Az-Zurari

14  Ra`îsul Muhadditsîn, Syeikh Shaduq

15  Ibnu Junaid Al-Iskafi

16  Sayid Radhi

17  Syaikh Mufid

18  Sayid Murtadha Alamulhuda

19  Syeikh Abu Shalah Al-Halabi

20  Ahmad bin Ali An-Najasyi

Tokoh-tokoh Syi’ah

21  Syaikh Abu Ja‘far Ath-Thusi, Pendiri Hauzah Najaf

22  Ibn Syadzan Al-Qomi

23  Hamzah Bin Abdul Aziz Ad-Dailami (Sallar Ad-Dailami)

24  Al-Qadhi Abdul Aziz Al-Halabi (Ibn Al-Barraj)

25  Hakim Al-Haskani

26  Muhammad Bin Hasan Al-Fattal An-Nisyaburi

27  Abdul Wahid bin Muhammad At-Tamimi Al-AMudi

28  Sayid Fadhlullah Ar-Rawandi

29  Abul Hasan Sa‘id bin Hibatullah (Quthbuddin Ar-Rawandi)

30  Ibn Hamzah ‘Imaduddin Ath-Thusi

31  Sayid Abul Makarim Ibn Zuhrah

32  Ibn Syahr Asyub

pokok-pokok ajaran syiah imamiyah

Pokok-pokok Ajaran Syi’ah Imamiyah

Pokok-pokok ajaran Syi’ah Imamiyah terdiri lima rukun, dan biasa disebut Ushul ad-Din. Pokok-pokok ajaran Syi’ah Imamiyah tersebut, terdiri dari prinsip tauhid (keesaan Allah), kenabian, ma’ad (kebangkitan jiwa dan tubuh pada hari kiamat), imamah (kepercayaan akan adanya Imamah yang merupakan hak Ahlul Bait), dan al-‘adl (keadilan).
Ajaran Syi’ah Imamiyah pertama, ketauhidan. Tauhid pada prinsipnya adalah keesaan tuhan dalam sifat, perbuatan dan zat-Nya, serta kewajiban mengesakan dalam beribadah kepada-Nya. Artinya bahwa Tuhan  adalah Esa baik esensi maupun eksistensinya. Keesaan Tuhan adalah sesuatu yang mutlak. Ia bereksitensi dengan sendirinya. Tuhan adalah qadim. Maksudnya Tuhan bereksitensi dengan sendirinya sebelum ada ruang dan waktu. Mereka tidak menyetujui tentang pandangan yang mengatakan bahwa sifat Allah banyak (berbilang), karena menurut mereka keterbilangan sifat mengakibatkan keterbilangan zat. Dalam pandangan Syi’ah Imamiyah, sifat-sifat Allah, seperti ilmu, kehendak, hidup, dan lain-lain, kesemuanya adalah Zat-Nya, bukan sifat diluar Zat-Nya. Misalnya Tuhan mengetahui tetapi bukan dengan sifatnya, melainkan mengetahui dengan pengetahuan-Nya dan pengetahuan-Nya adalah Zat-Nya. Atas prinsip tersebut, maka Syi’ah Imamiyah berpendapat bahwa Allah tidak dapat dilihat pada hari kiamat, karena hal tersebut menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai jasad. Dalam masalah ketauhidan, Syi’ah Imamiyah mempunyai kesamaan dengan ajaran Mu’tazilah.
Ajaran Syi’ah Imamiyah kedua, kenabian. Kelompok Syi’ah Imamiyah berkeyakinan bahwa seluruh nabi yang disebutkan dalam al-Qur’an adalah utusan-utusan Allah, dan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah nabi terakhir dan penghulu seluruh nabi. Tidak ada lagi nabi setelahnya. Dia terpelihara dari dosa dan kesalahan. Allah telah memperjalankannya di waktu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha, kemudian dinaikkan di Sidratul Muntahā. Kitab al-Qur’an diturunkan kepada Nabi saw. sebagai  mukjizat, serta pengajaran hukum yang membedakan antara halal dan haram, yang tidak ada kekurangan dan penambahan maupun perubahan di dalamnya. Barang siapa yang mengaku telah mendapat wahyu setelah kenabian Muhammad saw., maka dia itu kafir dan harus dibunuh.
Ajaran Syi’ah Imamiyah ketiga, al-Ma’ad (hari kemudian). Syi’ah Imamiyah meyakini bahwa Allah swt. akan membangkitkan semua makhluk dan menghidupkannya kembali pada hari kiamat untuk dihizab dan diberi pembalasan sesuai dengan amal perbuatannya. Kebangkitan manusia ini adalah kebangkitan ruh dan jasad sekaligus. Mereka juga menyakini tentang keterangan yang ada dalam al-Qur’an dan Sunnah tentang surga, neraka, alam barzakh, shirāt, al-A’raf, al-kitab (catatan amal manusia).
Ajaran Syi’ah Imamiyah keempat, Imamah. Imamah dalam pandangan Syi’ah Imamiyah merupakan jabatan dari Allah berdasarkan seleksi Ilahi, seperti Allah memilih nabi-nabi-Nya. Allah memerintahkan kepada Nabi saw. agar memberi petunjuk kepada manusia dan juga menegaskan nas tentang pengangkatan ‘Ali bi Abi Thalib sebagai khalifah dan imam kaum muslimin sepeninggal Nabi saw.
Ajaran Syi’ah Imamiyah kelima, al-Adl (keadilan). Dalam masalah keadilan, Syi’ah Imamiyah juga memiliki persamaan dengan aliran Muktazilah. Dalam pandangannya Syi’ah Imamiyah mengatakan bahwa setiap muslim harus percaya bahwa Allah wajib melakukan yang baik dan yang terbaik, sehingga Dia pasti memberi ganjaran bagi yang taat, dan memberi hukuman bagi yang berbuat dosa. Syi’ah Imamiyah juga berpendapat bahwa akal yang menetapkan baik dan buruknya sesuatu.
Masalah pelaku dosa besar, Syi’ah Imamiyah mengatakan bahwa para pelaku dosa besar bukan berada dalam suatu kedudukan antara mukmin dan kafir tetapi adalah muslim yang berdosa. Tentang amar ma’ruf nahyi mungkar mereka menganggapnya sebagai kewajiban agama atas dasar argumentasi syariat, bukan kewajiban tersebut atas dasar argumentasi logika. Sedangkan mengenai masalah janji dan ancaman mereka berpendapat bahwa Tuhan tidak harus melaksanakan ancaman-ancamannya sehingga dapat saja Dia mengampuni orang yang berdosa.
Sekte-sekte Syi’ah yang lain (Syi'ah Zaidiyah, Syi'ah Isma’iliyah, dan Syi'ah Gulat). dan Ajaran-ajaran mereka seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa karena terjadi perbedaan pendapat di kalangan Syi’ah tentang imamah, maka kemudian kelompok ini terbagi kepada beberapa sekte-sekte. Yang paling dikenal dalam penbagian sekte-sekte ini adalah Syi’ah Imamiyah yang telah dijelaskan sebelumnya. Sementara sekte-sekte yang lain meliputi Zaidiyah, Ismailiyah, dan Gulat.
Referensi Makalah®
 
 http://www.referensimakalah.com/2011/12/pokok-pokok-ajaran-syiah-imamiyah_1937.html,